Baru saja aku mendengar suatu siaran
langsung di salah satu sosial media. Bintang tamunya adalah wanita asal Indonesia
yang sejak kuliah hingga sekarang bekerja di Jerman. Siaran langsung tersebut
berisi tentang cara agak memubat konten yang sukses. Wanita tersebut berusia di
atas 25 tahun dan beliau sudah mulai aktif membuat konten sekitar 5 tahun yang
lalu. Aku sendiri sudah mengenal ia sejak 3 / 4 tahun yang lalu. Salah satu
yang menarik perhatianku tentang dia adalah kehidupannya yang berada di luar
negeri. Sangat menginspirasi. Namun ia juga sering sekali memberikan peringatan
bahwa kenyataan tidak selalu seindah yang terlihat, baiknya kita berpikir
realistis.
Beliau ini rajin sekali memberikan konten yang
berisi pengetahuan namun disampaikan secara santai dan mudah dipahami. Aku juga
menyukai beberapa opini yang ia sampaikan. Biasanya ia akan membahas isu-isu
sosial. Hal ini juga yang menarik perhatianku tentang ia. Bagaimana cara dia
mempelajari dan memahami isu sosial, bagaimana caranya bertahan di tengah badai
kehidupan dan cacian dari netizen. Salah satu kalimat yang selalu
dikatakan oleh dia adalah “you do your choice” dan kata-kata semacam itulah.
Ternyata ia belajar dari ibunya yang
selalu meyakinkannya untuk terus menggunakan akal pikirannya dan membuka mata
terhadap hal-hal di sekitar. Menarik. Aku yang merasa selama 4 tahun sudah
berada di dalam kandang, seperti sedang menjadi diriku sendiri. Terkadang merasa
sedih dan menyesal karena sudah melalui beberapa tahun tanpa hasil yang seperti
tidak terlihat. Kasarnya, aku merasa otakku sudah tumpul dan mataku mulai
memudar untuk melihat dan memikirkan lingkungan di sekitar. Namun bagiku tak ada
kata terlambat untuk belajar. Kini aku mencoba lagi untuk menata diriku
sendiri, memperbaiki apa yang harus diperbaiki dan memperbarui apa yang harus
diperbarui.
Hari ini ia menjadi bintang tamu untuk siaran
langsung di akun sosial media temannya yang berprofesi sebagai trainer. Sejujurnya
aku tidak mengikutinya dengan lengkap karena sempat terjadi gangguan jaringan
di rumahku. Selama siaran berlangsung, mereka stay on the track untuk
membicarakan konten yang bagus atau yang sukses. Ia mengatakan bahwa konten
yang sukses adalah konten yang bisa menimbulkan conversation dimana pun
itu, baik di kolom komentar maupun di suatu komunitas. Dan bagiku siaran
langsung mereka adalah konten yang
sukses. Karena darinya ada banyak pelajaran yang aku dapatkan.
1. KOKODIFO bagiku terdengar sangat asing. Dalam
seketika aku merasa sebagai makhluk yang ketinggalan zaman dan kurang dari
pergaulan. Jadi aku baru tau bahwa KOKODIFO adalah singkatan untuk Komitmen,
Konsisten, Disiplin dan Fokus. Aku mencoba untuk mencari darimana sumber dan
keterangan lebih jelas mengenai kokodifo tapi tidak menemukannya.
Bagiku kokodifo bisa membantu untuk memperbaiki
diri, menyelesaikan suatu tugas dan bahkan mencapai suatu target atau
cita-cita. Aku yang bahkan baru mengenal istilah itu segera mengambil kertas
dan pulpen untuk mencatatnya dan menempelnya di dinding meja belajarku. Aku hanya
takut jika suatu saat aku terlalu lelah dan jauh untuk mencapai targetku, aku
menyerah. Jadi aku membutuhkan sesuatu untuk mengingat dan membangkitkan diriku
sendiri. Salah satunya adalah dengan membuat catatan-catatan di dinding kamar.
2. BTP. Entah bagaimana seorang trainer
ini memiliki banyak sekali singkatan atau mungkin aku yang terlalu kurang
membaca dan mempelajari hal baru. Namun aku bersyukur sekali bisa bergabung di
siaran langsung tersebut hingga akhirnya aku mengetahui BTP yaitu Baca, Tonton
dan Pergaulan.
Lagi-lagi aku menjetujui dan menyukai kalimat
itu. Sejujurnya itu adalah yang sekarang sedang aku coba lakukan dan
aplikasikan pada diriku sendiri. BTP bisa mengubah dan membentuk diri kita dan
bahkan mengantarkan kita pada suatu keberhasilan. Tidak percaya? Kalian bisa
coba terapkan metode BTP di dalam hidup kalian.
Lanjut lagi mengenai siaran langsung yang dilakukan
hampir dua jam tersebut. Mereka seperti hanya sedang asik berbincang berdua.
Jadi ternyata pemilik acara siaran langsung tersebut yang merupakan seorang trainer
dan pernah tinggal di Jerman juga. Dari banyaknya hal-hal yang mereka
perbincangkan, ada beberapa hal yang aku simpulkan dari sudut pandangku
sendiri.
1. Tua dan Mau Jadi apa?
Semakin hari aku semakin menyadari bahwa usiaku
tidak lagi muda, angka terus bertambah setiap tahunnya. Lalu apakah aku
menyesalinya? Tidak. Wanita itu mengatakan bahwa tidak ada kata terlambat untuk
melakukan sesuatu. Setiap orang memiliki hak atas pilihan hidup yang
dipilihnya. Aku melihat dan mendengar percakapan mereka dan menyimpulkan bahwa
setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing. Bagaimana mereka berada di
titik mereka sekarang adalah karena pilihan yang sudah mereka pilih dan
menjalani dengan senang hati adalah kunci untuk menjadi apa kamu di masa depan.
2. Lingkungan Mempengaruhi Cara Berpikir
Bahkan sang wanita mengakui bahwa ia ingin tetap tinggal di Jerman karena untuk kebaikan dan kesehatan dirinya sendiri. Beliau takut jika kembali ke Indonesia dan merasa bahwa lingkungannya tidak seperti yang ia sukai. Baginya lingkungan akan mempengaruhi caramu berpikir dan bersikap. Sebagai tipikal menyukai kesendirian, dia membutuhkan ruang untuk dirinya sendiri agar bisa berpikir lebih leluasa. Aku juga sangat menyadari bahwa lingkungan yang mempengaruhi cara berpikir kita. Aku merasakan sakit kepala yang tidak menyenangkan saat harus berada di sekitar temanku yang suka sekali membicarakan keburukan dan kekurangan oranglain. Maka dari itu aku lebih suka menyendiri. Dalam suatu keadaan, aku bahkan ingin keluar dari grup sosial media jika ada hal yang tidak menyenangkan. Namun aku juga masih membutuhkan interaksi sosia, jadi aku menanganinya dengan caraku sendiri.
3. Setiap Orang Keren dengan Caranya Sendiri
Meskipun dunia sedang sibuk menaikkan
pamor dengan cara mengikuti tantangan-tantangan di internet, namun ia tetap
pada prinsip dan tujuannya membuat suatu konten. Baginya hal itu bukan “gue
banget” dan ia tidak menyesali keputusannya untuk tidak mengikuti tantang
tersebut. Di sini aku belajar memang setiap orang memiliki caranya sendiri. Jadi
diri sendiri, caramu menghargai diri sendiri dan menjadi diri sendiri akan
terlihat keren jika kamu berpikir demikian. Begitu juga dengan yang aku lakukan
sekarang. Blog tidak termasuk ke dalam sosial media yang direkomendasikan untuk
menyebarkan konten. Namun bagiku, aku melakukan ini semua untuk diriku sendiri.
Aku mencitai dan menghargai cara diriku untuk menjadi keren.
Jika ada yang membaca tulisan ini sampai
akhir, mungkin akan bertanya-tanya siapakah yang aku maksudkan? Gita Savitri
Dewi adalah sosok yang beberapa tahun belakangan ini menarik perhatianku. Terimakasih
sudah membantuku secara tidak langsung untuk kembali fokus dan menghargai
pilihanku.
Seorang teman Gita yang melakukan siaran
langsung adalah Fernando Conan.
Baiklah sekian keisenganku menngetik malam
ini demi mengisi blogku.
No comments:
Post a Comment
Any other comments / questions? Type it!