Sunday, 20 September 2020

Alasanku Berhenti Belanja

Tahun depan usiaku menginjak seperempat abad. Di tahun ini aku ingin memperbaiki dan menyiapkan diri untuk hari-hari berikutnya. Belum juga aku ulangtahun di tahun ini hanya saja aku sudah mulai mencoba kembali mengecek kaca spion, ada apa saja di belakang dan apa yang sudah kulalui. Namun aku tentunya lebih sering melihat ke depan, mana tahu ada bahaya atau rintangan di depan dan harus dihadapi. Waktu terus berjalan, kita semua mengetahui hal itu. Cita-cita yang terukir di masa remaja masih ada namun terkadang semangat untuk mewujudkannya masih labil. Tak jarang aku menyalahkan diri sendiri karena kurang konsisten terhadap apa yang aku impikan. Salah satunya adalah menulis atau mengisi blog ini dengan suatu tulisan. Entah apapun itu, harusnya aku mulai rajin menulisnya jika memang aku ingin mewujudkan cita-cita itu.

Kemarin aku bertemu dengan seseorang yang sudah lama sekali tidak kutemui. Waktu memang berjalan cepat sekali, tepat satu tahun lamanya kita tidak jumpa, setelah wisuda tahun lalu. Kebiasaanku sekarang memang kalau ingin bertemu seseorang adalah menjadwalkannya terlebih dahulu. Selain untuk memastikan tanggal, aku juga ingin membiasakan diri untuk hidup teratur dan konsisten terhadap keputusan yang sudah dibuat di awal. Ketika bertemu dengannya, banyak hal yang ditanyakan dan diceritakan, salah satunya adalah “Nov, kamu tipikal yang harus pakai barang branded from head to toe gak?”. Aku spontan menjawab “nggak kok, aku pakai barang se-nyamannya aku aja”.

1. Besyukur

Aku memang tidak sedang mencari apapun atau sedang ingin membeli apapun. Aku masih ingin menikmati dan mensyukuri apa yang kupunya. Bahkan di kitab suci tertuliskan bahwa jika kita bersyukur, Tuhan akan menambah nikmatNya kepada kita. Aku masih mencoba untuk mengaplikasikan semua yang aku pelajari di Al-Qur’an ke dalam hidupku. Perasaan kurang dan tidak tercukupi akan suatu hal itu muncul atas kesadaran diri sendiri. Begitu juga sebaliknya, perasaan puas dan berkecukupan hadir tergantung dari sudut pandang mana kamu berdiri. Kalau kamu bersyukur, kamu akan merasa bersyukur dan tidak khawatir dengan apa yang belum kamu capai.

2. Kebutuhan atau Keinginan

Semakin tua (aku sebut tua karena memang angka usia kita semakin bertambah) maka kita akan memiliki kebutuhan yang semakin banyak. Bahkan dengan gaji yang sama, kita memiliki kebutuhan yang berbeda, tanggung jawab yang berbeda serta pengeluaran yang berbeda. Hal lain yang aku sadari adalah ketika aku hendak berbelanja, aku harus benar-benar berpikir dua kali, apakah aku membutuhkan hal ini atau aku hanya menginginkannya. Tak jarang aku khilaf, berselancar di web belanja online dan memasukkan barang ke kantong belanja, kemudian aku istigfar dan meninggalkan web tersebut. Aku sadar, aku harus benar-benar memilih mana yang aku butuhkan dan mana yang hanya aku inginkan.

Bertahun-tahun hidup di dunia, terlalu naif rasanya jika masih belum bisa juga membedakan mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan. Hal mendasar yang harus diketahui oleh pribadi masing-masing. Dengan mengetahui apa saja kebutuhan dan keinginan diri sendiri, itu berarti kita bisa memahami diri sendiri dan mencintai diri sendiri. Sebuah penghargaan terhadap diri sendiri.

3. Meringankan Hisab di Hari Kiamat

Aku pernah membaca tulisan seorang ustadzah di salah satu sosial media. Beliau menceritakan terkait dengan mobilnya yang sudah mulai berumur dan terkadang butuh perawatan extra di bengkel untuk perbaikan. Sang uztadzah bertanya kepada suaminya “pah, kenapa kita gag anti mobil aja si? Mobil ini sudah terlalu tua”. Dengan bijak sang suami menjawab “Alhamdulillah walaupun sudah tua namun mobil ini masih bisa kita gunakan untuk menjalin silaturahmi. Belom tentu mobil yang mewah bisa memiliki manfaat yang sama dengan mobil lama kita.” Kemudian sang suami menambahkan “lagi pula, papah tidak mau memberatkan diri di saat Yaumul Hisab karena memiliki perlengkapan atau peralatan yang tidak terpakai.

Pada intinya, apapun kegiatan dan keputusan yang diambil selalu libatkan Allah dan ajaran-ajaran di Al-Qur’an. Ingat bahwa Allah tidak pernah lelah dan tidak pernah absen terhadap hambaNya.

 


No comments:

Post a Comment

Any other comments / questions? Type it!

Writing Again

like what I typed on the title, i am writing again even though I do not know what will i write or type here. it is just like i really write ...