Apa sih gabut? Kata-kata yang pasti sering banget kita temukan di akun sosial media kita. Walaupun sekarang gue (sedang) tidak memainkan inst*gram, tapi gue pernah kok main itu. Banyak banget yang update “daripada gabut”. Sebenernya gabut itu apasih?
Oke pertama-tama tulisan ini bukan karya ilmiah yang datanya diambil dari buku atau kutipan karya ilmiah hasil penelitian. Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi yang gue harap semoga bisa memberikan manfaat untuk teman-teman sekalian.
Jadi gue akan mulai dengan definisi gabut yang sesungguhnya, gabut itu merupakan sebuah singkatan dari kata “gaji buta” dan kata ini pun sudah lama adanya. Dulu yang gue tau istilah ini biasa digunakan di lingkungan pekerjaan, dimana kita kan mengecap seseorang dengan istilah ini jika orang tersebut bermalas-malasan dalam bekerja atau melimpahkan pekerjaannya ke oranglain, sementara dia setiap bulan menerima gajinya. Itulah yang dimaksud dengan gaji buta.
Tapi entah kenapa gue merasa sejak tahun lalu istilah gabut ini semakin marak. Hal yang gue ingat adalah pertama kali gue lihat di story salah satu teman gue dengan caption “daripada gabut”. Jujur aja pertama kali gue liat hal itu, gue kaya mikir lama emang gabut itu apasi? Bukannya gaji buta? Lalu kenapa orang-orang sibuk memposting kegiatan lain yang menurut mereka “daripada gabut”. Sampai pada suatu hari gue mengerti akan maksud dan tujuan dari kata tersebut. Ternyata gabut yang mereka maksud adalah keadaan dimana kamu sedang tidak sibuk akan sesuatu.
Sempet sih gue mengikuti tren dengan mendeklarasikan diri gue dengan istilah “gabut”. Sampai akhirnya takdir dan keadaan ( Pandemi COVID-19) mengharuskan gue kerja dari rumah. Dan ternyata dari hasil keputusan untuk kerja di rumah menghasilkan kata “gabut” berserakan di internet. Gue mikir, apa segitu gabutnya ya mereka?
Bahkan ketika gue meminta teman-teman untuk mengisi kuisioner yang gue punya, mereka pun mengira bahwa gue sedang gabut. Padahal serius bukan begitu maksud kuesioner gue.
Kenapa sih kita merasa atau mengecap diri kita gabut? Hal ini bisa jadi karena kalian kurang bersyukur, hidup terlalu terpaku pada suatu hal, tidak melihat nya lebih luas serta dari sudut pandang berbeda dan bahkan ada yang hanya menilai segala sesuatu dari materi.
Sekarang gue bener-bener bingung kenapa ada orang sampai bilang kalau dia gabut? Malah gue merasa kalau 24 jam itu benar-benar kurang dan kalau diizinkan gue butuh waktu tambahan lebih dari itu. Gue mau bebagi hal yang bisa dilakukan saat “gabut”:
1. Memperbanyak ibadah.
Jujur aja deh pasti kebanyakan dari kita (entah agama apapun) terbiasa beribadah yang wajib saja. Padahal masih banyak ibadah sampingan yang bisa kita lakukan dan tentunya bisa bermanfaat.
2. Baca & pahami kitab suci.
Jangan pernah puas sih menurut gue, agama apapun yang kalian yakini pasti punya kitab sucinya. Jadikan hal tersebut obat untuk semua kegalauan dan bahkan pengisi waktu luang.
3. Membaca buku.
Buku adalah jendela dunia. Gue percaya pepatah itu. Gue sadar ternyata gue sempet jadi orang yang tergolong “suka buku” dan betapa gue merindukan masa itu, kini gue mencoba untuk kembali ke diri gue yang dulu.
4. Mendengarkan kajian.
Bukan hanya untuk yang islam kok, gue rasa agama lain juga punya portal online untuk ceramah keagamaan. Entah kalian menyebut itu dengan kajian atau apapun yang berisi konten keagamaan. Selain bisa mengisi waktu luang, keimanan kita juga bisa meningkat loh.
5. Belajar mandiri.
Sebenarnya gemes banget sih klo ada pelajar yang ngeluh gabut di jam sekolah (antara jam 8 pagi ke jam 3 sore). Hei adik, kalian itu ya harusnya belajar, mau bilang kalau ga semua ilmu kepakai? Mau bilang kalau gasuka belajar? Atau mau protes apalagi? Berapa banyak waktu yang digunakan untuk berselancar di dunia maya dibandingkan waktu yang digunakan untuk belajar? Percayalah, jangan pernah puas belajar karena ilmu yang ada di muka bumi ini sangat luas.
6. Olahraga.
Ini sih yang harus banget dilakukan sama generasi x & y. Apalagi dengan keadaan seperti sekarang ini dimana kita diharuskan hidup sehat. Dan gue juga melakukan untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh (di samping program diet hehehe).
7. JAUHKAN DIRI DARI HP.
Ini sih penyakit utamanya buat gue, segabut apasi sebenarnya diri lo? Bahkan lo aja punya waktu berjam-jam liatin snapgr*m orang-orang atau nonton video makanan. Lalu kenapa waktu yang berharga hanya dibuat untuk hal seperti itu? Tidak maukah kalian melakukan hal lain? Maka cobalah lepas dari HP dan fokus dengan apa yang sedang dilakukan.
Jadi mulai sekarang, please, kaum muda khususnya, jangan sebut kalian lagi “gabut” padahal banyak banget PR (hal yang bisa dilakukan) kalian. Yang baik datangnya dari Allah, yang buruk murni kesalahan gue. Semoga tulisan ini bermanfaat ya.
No comments:
Post a Comment
Any other comments / questions? Type it!