Wednesday, 29 April 2020

Ramadhan Day 6

kali ini bukan suatu tulisan yang ditulis berdasarkan riset atau lain sebagainya. ini cuma tulisan ringan, suatu pemikiran dalam kepala gue dan meronta-ronta untuk dituangkan ke dalam kata-kata.

masih seputar ramadhan dan WFH/PJB/SFH/atau apalah sebutan yang kita gunakan untuk kegiatan di dalam rumah sebagai upaya mengurangi penyebaran COVID-19. sebagai warga negara yang patuh tentunya kita harus mematuhi segala macam perintah pemimpinnya, khususnya disini mendukung pemerintah dalam melakukan PSBB. gue ga akan menjelaskan tentang PSBB karena kalian bisa mencarinya sendiri di mesin pencarian.

sesuai paragraf pertama, tulisan ini santai, bisa dinikmati di pinggir pantai tapi jangan sambil minum kopi di siang hari, ingat (yang muslim) puasa Ramadhannya jangan sampai bolong.

24 jam itu tidak cukup
kadang gue tuh suka bingung sama kalian yang bilang "gabut", tapi jujur aja, 24 jam rasanya belom cukup. untuk beribadah, berbakti kepada orangtua, belajar, berolahraga, dan jangan lupa untuk beristirahat.
seperti firman Allah swt. pada QS. Yunus ayat 67: "Dialah yang menjadikan malam bagimu agar kamu beristirahat padanya dan menjadikan siang terang-benderang..."
pada akhirnya kita beristirahat di malam hari, melepaskan lelah yang terus berteman dengan tubuh ini.

Hidup itu melelahkan
padahal ga selama 24 jam penuh kita beraktivitas, Allah swt. memeberikan kita waktu untuk beristirahat, tapi rupanya masih banyak yang bilang "lelah".
iya wajar kok, gue juga merasa lelah dengan aktivitas yang ada. tapi ada seseorang yang bilang "namanya hidup ya lelah, kalau gamau lelah yaudah istirahat, selama-lamanya". jeng jeng jeng...... jadi gimana? memilih lelah dan beristirahat sejenak, lalu lelah lagi atau beristirahat selamanya tanpa rasa lelah lagi?


Jangan pernah mencoba untuk memiliki semuanya
sadarlah kawan
kita hanya manusia, bukan Allah swt.
kita hanya makhlukNya Tuhan semesta alam.
kita lah yang diciptakanNya
kita bukan yang menciptakan adan mengetahui segalanya

wajar dong kalau ada hal yang ga bisa kita gapai dan kita miliki. kita bukan yang Maha Kuasa. sampai kapanpun kita takkan bisa memiliki semua yang ada di langit. "Bukankah telah Aku katakan kepadamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi..." (QS. Al-Baqarah ayat 33)
jadi untuk hal-hal yang belum bisa kalian miliki atau pahami, coba diwajari. bukan yang ini, mungkin yang itu atau bukan yang disana tapi yang disini.

semoga ada manfaat yang bisa diambil, kritik dan saran dibutuhkan, silahkan.
kesalahan sepenuhnya dari gue, kebenaran hanya milikNya.
wassalam.

Friday, 24 April 2020

Hasil Kuesioner: Menurut Kalian....


Oke pertama-tama gue mau bilang makasih untuk semua responden kuesioner gue beberapa hari yang lalu. Kuesioner itu bukan bagian dari ke-gabut-an (karena sebagian dari kalian bilang gitu ke gue) dan gue juga baru tau kalau berdekatan dengan waktu gue sebar kuesioner, ada juga beberapa link untuk menilai seberapa jauh lu mengenal seseorang. Bukan guys, bukan begitu maksud gue.

WARNING! esai ini mungkin agak sedikit panjang, kalian bisa skip dan ga baca, atau membacanya dengan cepat atau dibaca kata-perkata, itu terserah kalian. 

Awalnya gue cuma mau tau kelebihan dan kekurangan gue di mata temen deket gue. Lalu sepertinya akan muncul beberapa pertanyaan dari kalian:

1. Jadi yang dapat kuesioner itu hanya temen deket lu? 
Yes, meskipun mungkin sebagian dari kalian ada yang tidak merasa sedekat itu dengan gue, gapapa, kalian sudah mau menjawab aja gue udah sangat berterimakasih.

2. Lalu kenapa lu ngga langsung PC aja? 
Tadinya gue mau pakai metode observasi langsung seperti itu, tapi gue ga yakin sama ke-valid-an jawaban kalian. Lalu kalau gue ga pakai tolak ukur, mungkin kalian akan bingung jawab kelebihan dan kekurangan gue.

3. Emang mau dipakai apasi? Iseng doang ya?
Mungkin buat kalian ini semacam pertanyaan yang dibuat oleh orang gabut dalam rangka iseng-iseng. Tapi sepenuhnya tidak. Lagipula saya ga gabut, kalian juga jangan gabut ya. Coba baca esai gue tentang GABUT. Pokoknya kuesioner itu ada tujuannya, lagipula tulisan ini menjadi salah satu hasil dari kuesioner tersebut.

Menurut gue, itu adalah beberapa pertanyaan yang akan kalian tanyakan, kalau ada pertanyaan lain silahkan bertanya di kolom komentar atau PC gue. Ohiya satu lagi, ini bukan ajang promosi blog gue (karena ga ada pengunjung—sedih—tapi gue emang mau nulis aja kok).

Dari hasil kuesioner itu gue berhasil dapatkan kelebihan dan kekurangan gue, terimakasih ya, gue setuju  dengan sebagian dan sebagian lainnya tidak. Hahaha. Kemudian ada hal lain yang mau gue sharing ke kalian, yaitu beberapa kesimpulan yang gue dapat.

1. Meski hidup terasa sulit, tapi masih ada teman yang akan membantu dan mendukungmu
Asik banget ga sih sub-judulnya? Hahaha. Tapi gue serius akan hal ini. Jujur aja, gue terharu sih sama kritik dan saran kalian, jadi bikin gue tambah semangat hidup, serius. Mungkin ada yang mau bilang “yaelah nov pencitraan aja kali, mereka gaenak bilangnya jadi nulis yang bagus-bagus aja”. Eh jangan salah, ada juga kok kritik gak enak, yang gue dibilang tempramental, ga konsisten, ga bisa ditebak orangnya, dsb. Makanya di kuesioner itu kan gue ga memaksa kalian menunjukkan identias kalian, dengan harapan kalian bisa nulis sesuka hati (bahkan perkataan yang menyakitkan sekalipun).
Jadi buat kalian yang sedang diurung duka dan lara, harap jangan berlama-lama, masih ada teman yang setia menantikanmu kembali tertawa dan bergembira.

2. Fake friends (ff)
Dari kuesioner ini gue sadar kalau gue masih punya the real fake friends. Agak kecewa sih, meskipun dengan proses seleksi yang ketat—macem iyaaaa aja—untuk memilih orang yang harus mengisi kuesioner, tapi masih ada beberapa yang ga ngisi. Sedih sebenernya, ternyata gue masih punya ff di dalam usia yang segini. Tapi dari sini gue jadi belajar buat lebih hati-hati lagi kalau mau berbagi cerita dan rahasia, jangan terlalu gampang buka mulut. Sepele sih, tapi kadang manusia itu suka ngga sadar, maunya berbagi cerita, apalagi kalau keadaan sedang kacau balau. Ya pokoknya hati-hati sajalah dengan ff ini.
Ingat ya, jangan terlalu terbuka dengan orang lain, berbagi cerita dan sebagainya, hati-hati saja.

3. Jangan baperan
Ga semua dari hasil kuesioner tersebut gue setujui kok. Ada menurut gue yang kurang pas, ya biasalah itu mengenai berbeda pendapat mah. Intinya sih jangan terlalu baperan. Dan bahkan ada kok yang cuma ngeread doang waktu gue sebar kuesioner, gapapalah.
Kita harus mulai sadar kalau setiap orang punya kesibukannya masing-masing.

4. Muhasabah diri
Kalo dari KBBI, muhasabah itu berasal dari Bahasa arab yang artinya introspeksi. Ya betul banget, gue sangat berterimakasih atas pastisipasi kalian karena dengan dari kuesioner tersebut sangat bisa dijadikan bahan muhasabah diri. Semoga yang baik bertahan dan bisa meningkat, sedangkan yang buruk bisa berkurang perlahan dan pergi jauh dari diri gue.
Jangan takut menerima kritik dan saran oranglain, jadikan itu sebagai bahan untuk instrospeksi diri dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

5. Lingkar pertemanan mengecil
Ini yang gue sadar betul sih, dari hasil ff tersebut, gue jadi liat ternyata lingkar pertemanan gue mengecil. Ini wajar banget kok terjadi, apalagi di usia yang sekarang. Dan akan semakin besar lagi angka usia kita, kemungkinan lingkarannya mengecil lagi karena nantinya kita hanya akan berteman dengan orang yang benar-benar se-frekuensi dan bukan hal yang mudah untuk mendapatkan itu.
Tapi jangan nyerah sih, besar kecil lingkaran tersebut tergantung dari cara bergaul kalian juga, tetap jaga komunikasi yang baik antar sesama teman ya.

Akhir kata gue sangat-sangat berterimakasih kepada teman-teman  sekalian karena sudah berbesar hati meluangkan waktunya mengisi kuesioner apalagi kalau mau baca esai ini sampai akhir. Semoga Allah menjaga pertemanan kita dan tali silaturahmi diantara kita tetap terjalin. Amin. Yang baik datangnya dari Allah, yang buruk murni kesalahan gue. Mohon maaf apabila ada salah kata. Semoga tulisan ini bermanfaat.


Gabut?

Apa sih gabut? Kata-kata yang pasti sering banget kita temukan di akun sosial media kita. Walaupun sekarang gue (sedang) tidak memainkan inst*gram, tapi gue pernah kok main itu. Banyak banget yang update “daripada gabut”. Sebenernya gabut itu apasih?

Oke pertama-tama tulisan ini bukan karya ilmiah yang datanya diambil dari buku atau kutipan karya ilmiah hasil penelitian. Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi yang gue harap semoga bisa memberikan manfaat untuk teman-teman sekalian.

Jadi gue akan mulai dengan definisi gabut yang sesungguhnya, gabut itu merupakan sebuah singkatan dari kata “gaji buta” dan kata ini pun sudah lama adanya. Dulu yang gue tau istilah ini biasa digunakan di lingkungan pekerjaan, dimana kita kan mengecap seseorang dengan istilah ini jika orang tersebut bermalas-malasan dalam bekerja atau melimpahkan pekerjaannya ke oranglain, sementara dia setiap bulan menerima gajinya. Itulah yang dimaksud dengan gaji buta.

Tapi entah kenapa gue merasa sejak tahun lalu istilah gabut ini semakin marak. Hal yang gue ingat adalah pertama kali gue lihat di story salah satu teman gue dengan caption “daripada gabut”. Jujur aja pertama kali gue liat hal itu, gue kaya mikir lama emang gabut itu apasi? Bukannya gaji buta? Lalu kenapa orang-orang sibuk memposting kegiatan lain yang menurut mereka “daripada gabut”. Sampai pada suatu hari gue mengerti akan maksud dan tujuan dari kata tersebut. Ternyata gabut yang mereka maksud adalah keadaan dimana kamu sedang tidak sibuk akan sesuatu.

Sempet sih gue mengikuti tren dengan mendeklarasikan diri gue dengan istilah “gabut”. Sampai akhirnya takdir dan keadaan ( Pandemi COVID-19) mengharuskan gue kerja dari rumah. Dan ternyata dari hasil keputusan untuk kerja di rumah menghasilkan kata “gabut” berserakan di internet. Gue mikir, apa segitu gabutnya ya mereka?

Bahkan ketika gue meminta teman-teman untuk mengisi kuisioner yang gue punya, mereka pun mengira bahwa gue sedang gabut. Padahal serius bukan begitu maksud kuesioner gue.

Kenapa sih kita merasa atau mengecap diri kita gabut? Hal ini bisa jadi karena kalian kurang bersyukur, hidup terlalu terpaku pada suatu hal, tidak melihat nya lebih luas serta dari sudut pandang berbeda dan bahkan ada yang hanya menilai segala sesuatu dari materi.

Sekarang gue bener-bener bingung kenapa ada orang sampai bilang kalau dia gabut? Malah gue merasa kalau 24 jam itu benar-benar kurang dan kalau diizinkan gue butuh waktu tambahan lebih dari itu. Gue mau bebagi hal yang bisa dilakukan saat “gabut”:

1. Memperbanyak ibadah.
Jujur aja deh pasti kebanyakan dari kita (entah agama apapun) terbiasa beribadah yang wajib saja. Padahal masih banyak ibadah sampingan yang bisa kita lakukan dan tentunya bisa bermanfaat.

2. Baca & pahami kitab suci. 
Jangan pernah puas sih menurut gue, agama apapun yang kalian yakini pasti punya kitab sucinya. Jadikan hal tersebut obat untuk semua kegalauan dan bahkan pengisi waktu luang.

3. Membaca buku. 
Buku adalah jendela dunia. Gue percaya pepatah itu. Gue sadar ternyata gue sempet jadi orang yang tergolong “suka buku” dan betapa gue merindukan masa itu, kini gue mencoba untuk kembali ke diri gue yang dulu.

4. Mendengarkan kajian. 
Bukan hanya untuk yang islam kok, gue rasa agama lain juga punya portal online untuk ceramah keagamaan. Entah kalian menyebut itu dengan kajian atau apapun yang berisi konten keagamaan. Selain bisa mengisi waktu luang, keimanan kita juga bisa meningkat loh.

5. Belajar mandiri. 
Sebenarnya gemes banget sih klo ada pelajar yang ngeluh gabut di jam sekolah (antara jam 8 pagi ke jam 3 sore). Hei adik, kalian itu ya harusnya belajar, mau bilang kalau ga semua ilmu kepakai? Mau bilang kalau gasuka belajar? Atau mau protes apalagi? Berapa banyak waktu yang digunakan untuk berselancar di dunia maya dibandingkan waktu yang digunakan untuk belajar? Percayalah, jangan pernah puas belajar karena ilmu yang ada di muka bumi ini sangat luas. 

6. Olahraga. 
Ini sih yang harus banget dilakukan sama generasi x & y. Apalagi dengan keadaan seperti sekarang ini dimana kita diharuskan hidup sehat. Dan gue juga melakukan untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh (di samping program diet hehehe).

7. JAUHKAN DIRI DARI HP. 
Ini sih penyakit utamanya buat gue, segabut apasi sebenarnya diri lo? Bahkan lo aja punya waktu berjam-jam liatin snapgr*m orang-orang atau nonton video makanan. Lalu kenapa waktu yang berharga hanya dibuat untuk hal seperti itu? Tidak maukah kalian melakukan hal lain? Maka cobalah lepas dari HP dan fokus dengan apa yang sedang dilakukan. 


Jadi mulai sekarang, please, kaum muda khususnya, jangan sebut kalian lagi “gabut” padahal banyak banget PR (hal yang bisa dilakukan) kalian. Yang baik datangnya dari Allah, yang buruk murni kesalahan gue. Semoga tulisan ini bermanfaat ya.

Saturday, 11 April 2020

Memaafkan

memaafkan...
kepada orang yang punya salah
adalah bukan hal yang mudah

memaafkan...
bukan berarti kamu kalah
apalagi kamu menyerah
tapi kamu adalah sang juara
yang bisa menaklukan emosi jiwa

memaafkan...
bukan perkara untung atau rugi
tapi ini salah satu terapi
yang bisa kita lakukan untuk membersihkan diri
dan membersihkan kotoran hati
meski terasa berat hati
tapi yakinlah kita pasti bisa lewati


jakarta, 11 april 2020
Fromwordstoworld/Fwd

Writing Again

like what I typed on the title, i am writing again even though I do not know what will i write or type here. it is just like i really write ...