Sunday, 9 May 2021

Tes Kedewasaan

Iseng-iseng ikut tes kedewasaan yang dikirim teman melalui DM ig dan jeng jeng..

Hasilnya kedewasaan gue ada di range usia 30-55 tahun padahal aslinya gue baru 40% menuju 30 tahun. sad? NO! totally lucu sih, kok bisa hasilnya begitu?

Iya, jadi tesnya itu berisi pertanyaan tentang warna, makanan, tujuan liburan dll. Lalu gue jawab apa adanya lah, dan total gue mendapatkan poin 160, dimana itu merupakan cangkupan orang dengan kedewasaan di usia 30-55 tahun.

Tesnya ngapain aja? Menjawab pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban dimana setiap jabawan memiliki bobot nilainya masing-masing. Mulai dari 10-40, memang jawaban yang gue pilih itu maksimal berbobot 30 dan itu untuk pertanyaan nomer 7 yaitu pendapat gw mengenai smartphone. Gue jawab bermanfaat karena ya memang smaftphone sangat bermanfaat untuk gw.

Kemudian, menurut tes tersebut kedewasaan untuk orang sesuai dengan Batasan usianya adalah sebagai berikut:

350-400 = 4-9 tahun        : kekanak kanakan

300-350 = 9-16 tahun     : remaja, psikologis mulai berubah dan kadang melawan kondisi normal

250-290 = 16-21 tahun   : mulai bisa mengatur emosi, mulai bisa membuat rencana dan bertanggung jawab

200-240 = 21-29 tahun  : mulai dewasa, fokus atas keputusanmu, bertanggung jawab dan dekat dengan keluarga

150-190 = 30-55 tahun : telah dewasa, bijaksana dan betul-betul dapat mengambil keputusan dan bertanggung jawab

100-140 = 55+ tahun : sudah tua bisa mengambil makna dan hikmah hidup dan kadang bingung dengan teknologi dan kehidupan modern

Dan gue ada di usia 30-55 padahal seperempat abad aja belum. Tapi jujur sih tesnya ini mendekati karakter gue. Telah dewasa jelas, secara biologis maupun pemikiran ya, dan tentunya hal itu membuat gue jadi bijaksana dalam mengambil keputusan. Terlebih lagi ketika gue sudah kerja, punya penghasilan sendiri, semuanya terasa benar-benar harus gue selesaikan dan putuskan sendiri. Bertanggung jawab udah jelas banget dong karena hal itu berhubungan dengan poin sebelumnya. Karena dalam mengambil keputusan gue bergantung dengan diri sendiri, gue harus bisa bertanggungjawab bahkan untuk hal terburuk sekalipun.

Contoh yang pernah terjadi adalah saat gue memutuskan untuk memilih jalan yang salah dalam mencintai seseorang. Ketika kejadian terburuk terjadi dan gue harus terpuruk, ga ada tempat untuk bercerita dan berbagi kisah selain yang Kuasa, menangis dan memohon ampun di dalam setiap sujud. Harus mengalami masa sulit dan perjuangan untuk bangkit seorang diri. Tapi gapapa, gue beneran udah melewati masa itu dan udah sembuh total. Gue baik-baik aja. Dear mantan, makasih sudah memberikan kenangan baik buruk maupun manis, aku sudah berhasil menepis fase tragis dan kini aku sudah kembali menjadi aku yang sebelumya dan sepenuhnya Bahagia.

Balik lagi ke posisi kedewasaan gue yang sekarang, bisa di fase kedewasaan setua itu padahal umur masih jauh dari itu. Tapi sejujurnya gue ngga kaget sih karena memang gue pernah berada di fase untuk berkata “lu emang kayanya dewasa sebelum waktunya deh nov, coba liat lingkungan di sekitar lu. Tapi ya gapapa nov, semangat dan terus berjuang ya! Lo pasti bisa survive”. Terimakasih untuk diri sendiri yang selalu berjuang sendiri, semog kelak kau akan menemukan pujangga yang siap mendengar segala cerita dan keluh kesah.


No comments:

Post a Comment

Any other comments / questions? Type it!

Writing Again

like what I typed on the title, i am writing again even though I do not know what will i write or type here. it is just like i really write ...