Monday, 22 June 2020

Kasih Tak Sampai

teruntuk kamu yang telah hadir di hidupku sejak beberapa tahun silam
entah akankah kamu membaca surat ini atau tidak

surat ini kubuat saat mulutku tak bisa menyampaikan padamu apa yang ingin kukatakan
ketika aku hanya bisa diam dan terus bersembunyi dari perasaan yang entah sejak kapan hadir
ketika pikiranku melahirkan topik untuk dibincangkan denganmu
ketika imajinasiku menghadirkan dirimu dan diriku bersatu
ketika diri ini ingin bertemu denganmu namun tak berani mengajakmu berjumpa
ketika merindukanmu nampaknya akan lebih baik jika aku hanya diam

aku hanya wanita yang mencoba untuk tetap menjalankan perintah agamanya
sama halnya sepertimu yang katanya juga sedang berusaha untuk tidak berkomitmen sebelum waktunya

aku penasaran bagaimana takdir membawa kita nanti
akankah anganku dan anganmu memiliku satu tuju?
ataukah selama ini kita hanya menyatukan pikiran tanpa peduli perasaan?
ingatkah saat argumen terkadang beradu untuk suatu jawaban dari pertanyaan?
entah aku atau kamu, kita pernah berada di sisi mengalah dan dikalahkan

ingatkah ketika kamu mengatakan bahwa dirimu sudah lelah dengan kisah romansa
memilih menyerah kemudian memantaskan diri untuk rencana yang lebih pasti
ber-akad di tahun 2022, walau entah dengan siapa calonnya
tahukah kamu bahwa akupun berpikiran demikian
saat itu kita memiliki satu pemikiran, sedang lelah dengan kisah romansa

suatu malam ketika kita pergi bersamamu walau hanya beberapa meter dari rumah
saat kamu bercerita bahwa kamu menolak gadis yang ibumu pilih
lalu kamu cerita bahwa saat ini tidak sedang mendekati siapapun
kamu juga bercerita betapa sedih karena tidak bisa melihat seseorang ketika kerjamu pindah
saat itu aku berpikir siapakah gerangan yang kamu sedihkan hingga demikian?
mungkinkah? ah sepertinya sangat tidak mungkin jika itu diriku

suatu pagi dimana aku menemukan kotak kado di meja kerjaku
siapa yang sangka kalau itu benar-benar darimu
bahkan tanpa sepatah kata yang menciptakan sejuta tanya
membuatku semakin penasaran apakah maksudmu
mengapa kurirnya tak diizinkan mengungkan identitasmu
tapi nyatanya kamu sendiri yang menanyakan apakah aku sudah menerimanya
sungguh jangan buatku merasa ada yang aneh dan ada hal lain dari yang lain

entah bagaimana tapi kuakui kamu berhasil untuk membingungkan seseorang yang juga sedang menjaga diri dan hatinya untuk orang yang lebih tepat, entah siapa

bahkan ketika kamu menceritakan tentang anganmu mendidikan anak-anak
bagaimana caramu memberikan mereka pendidikan
dan hari dimana kita diskusikan hal-hal tentang masa depan
pernikahan, anak, rumah, dan investasi
apakah hanya aku yang merasa kalau ini tidak bisa dibicarakan oleh sesama teman (lawan jenis)?

tapi aku tersadarkan oleh sikapmu, mungkin jawaban pertanyaan dan harapanku adalah tidak
saat aku tahu kamu mendekati wanita lain
saat aku tahu kamu tidak pernah mau mengantarku pulang
saat aku tahu kamu tidak pernah mau jika aku yang mengajakmu pergi atau memintamu menemaniku
saat aku tahu bahwa kamu tidak memikirkanku sama sekali
tak apa, bagiku memiliki rasa ini saja sudah cukup membahagiakanku

terimakasih untuk kehadiranmu yang tak kamu sadari

salam, dariku yang selalu bingung menghadapi ceritamu

No comments:

Post a Comment

Any other comments / questions? Type it!

Writing Again

like what I typed on the title, i am writing again even though I do not know what will i write or type here. it is just like i really write ...