Thursday, 21 January 2021

Berdamai dengan Masa Lalu

Waktu berlalu, sehari, seminggu, sebulan, setahun
Bahkan hampir menuju dua tahun
Disaat seorang bayi sudah bisa berjalan dan mulai lepas dari ASI ibunya
Entah mengapa aku sulit berjalan dan terlepas dari masa lalu

Bukannya aku tak mau

Hanya saja seperti inilah adanya
Bahkan dia mungkin sudah berjalan dan hidup dengan bahagia di dunianya
Hanya saja alam bawah sadarku masih mencarinya
Apakah ini tanda bahwa aku kalah?

Kalah terhadap diri dan egoku


Air mata sudah berlalu
Canda tawa kian datang silih berganti
Namun cerita masa lalu belum juga pergi
Masih ada dan tersimpan rapi

Lembar baru sudah kubuka
Tapi tak jarang diriku membuka lembar lama

Aku takkan memaksa kita tuk mengulang semuanya
Aku hanya ingin mengenang semuanya

Mari kita berdamai
Menjalani hidup masing-masing tanpa saling mengganggu


Thursday, 14 January 2021

Menjadi Diri Sendiri

Ada kalanya kita galau, memikirkan hal yang belum terjadi. Penasaran akan masa depan yang masih ada di angan. Aku pun masih manusia normal yang ingin merasakan kebahagiaaan. Lalu di suatu jalan aku terhenti, melamun dan bertanya "apa yang terjadi?"

Aku masih berjalan di jalanku yang terkadang memiliki suatu tujuan, namun tak jarang berpindah haluan, deviasi namanya. Aku memang memiliki tujuan, namun terkadang percakapan dengan diri sendiri kian menghadang "sudah betulkah jalannya? Apakah ini yang terbaik? Akankah usahamu berhasil atau sia-sia?"

Akankah aku jadi hujan di bulan juni atau hujan di bulan januari? Keduanya memiliki cirinya masing-masing. Aku bahkan bingung mana yang lebih baik. Tapi, aku masih selalu berpikir bahwa "baik buruk mungkin relatif".

Perdebatan adalah hal yang selalu aku hindari, apalagi jika hal tersebut membicarakan sesuatu yang sangat aku pahami. Bukankah ada cara lain untuk berbagi ilmu daripada berdebat? Namun, apalah daya diri ini yang tak memiliki tempat cukup untuk berkeluh kesah, ini bukan mengeluh, hanya membicarakan realita yang ada. Monolog di depan cermin sudah menjadi keseharianku, monolog ketika berkendara atau bahkan saat sedang menunggu.

Tak jarang hidup berjalan tidak seperti yang kuinginkan, beberapa rencana terabaikan, aku harus tetap memaksa diriku untuk mengatakan "aku harus baik-baik saja" sampai semua terasa biasa saja.

Malam ku tak terasa panjang, pagi siang malam semua sama saja, hanya aku dan diriku yang selalu bertanya-tanya siapakah kamu yang sekiranya mungkin akan datang menjadi tempat saling berbagi ataukah nanti ajal yang lebih dahulu datang?


Jika malam datang, aku ingin pulang

jika pagi datang, aku selalu bersyukur jikalau memang aku masih bisa menikmati hari ini


Tuesday, 5 January 2021

Jalan-Jalan Sore

seperti judulnya, ini sebenarnya hasil diskusi dua wanita yang ingin berolahraga di sore hari tapi enggan untuk terlalu lelah, jadinya kita hanya jalan sore. tapi jangan salah, kita jalan sampai 5Km.

sejujurnya saya juga lupa sejak kapan saya dekat dengan dia. tapi saya merasa cocok kalau ngobrol dengan dia karena daripada kita ngomongin orang lain, kita lebih sering ngomongin makna kehidupan dan esensi-esensinya. bisa diitung jari lah topik ngomongin orang lain, kalaupun ya, pasti ada suatu nilai moral yang diambil dan dipelajari. topik yang paling banyak dibicarakan adalah tentang diri sendiri. bagaiamana hidup saya, hidup dia dan pandangan kami masing-masing tentang kehidupan. 


1. Lelah dengan Sosial Media

ada satu hal yang menarik dari kami dan saya rasa ini adalah salah satu kecocokan diantara saya dan dia yaitu kami berdua sama-sama merasa bahwa portal sosial media yang membuat penggunanya biasa mengupload foto maupun video, tidak begitu memberikan manfaat dan keuntungan untuk pribadi kami ya. tapi hal itu balik lagi ke keperluan dan tujuan setiap orang.

sosial media tersebut terasa sangat melelahkan, membuat orang terpancing emosi susah, senang, bahagia, sedih. meskipun hal itu balik lagi ke kepribadian orang masing-masing. 

salah satu hal yang pasti dari sosial media tersebut adalah tak jarang penuh dengan kepalsuan. 


2. Besyukur

hal yang saya ingat dari awal tahun 2021 adalah setiap orang memiliki kebahagiaannya masing-masing. ada yang bahagia hanya dengan makan es di pinggir jalan ada yang harus beli es ratusan ribu baru bisa bahagia. setiap orang berhak bahagia dengan caranya masing-masing. perbedaan itu wajar karena memang dari lahir kita juga sudah diciptakan berbeda-beda satu dengan yang lainnya. 

apakah bahagia itu sulit? kalau dari pengalaman pribadi saya, bahagia itu ada pada diri kita masing-masing. apa yang kamu rasakan dan kamu lakukan itu tergantung dari apa yang kamu pikirkan. kamu berhak bahagia bahkan degan hal se-sepele apapun selama kamu merasa hal tersebut bisa membuatmu bahagia.


3. Menjalin Hubungan yang Baik

setiap orang pasti memiliki kesibukannya masing-masing, ada yang sudah bersiap untuk tidur di jam 9 malam tapi ada juga yang baru bangun tidur dan akan mulai bekerja. setiap orang punya dunia kehidupannya masing-masing. saling menghargai adalah hal terbaik yang bisa dilakukan.

bahkan mungkin tak jarang ada beberapa orang yang tidak merespon sapaan kita atau pesan yang dikirimkan. mungkin memang orang tersebut tidak dalam keadaan yang bisa selalu membalas pesan yang dikirim.

waktu akan terus berjalan dan sifat manusia secara alami akan berubah dengan disadari atau tanpa disadari. setiap orang pada dasarnya akan selalu mencoba untuk membentuk versi terbaik dari dirinya sendiri. hidup harus terus berjalan dan yang seperti kita ketahui bahwa memang hidup sekeras itu. 

seiring dengan berjalannya waktu, kita kerap bertemu dengan orang dan lingkungan yang baru. tanpa disadari dunia kita adalah yang terdekat dengan kita. lalu kemudian, apa yang terjadi dengan dunia yang lama? akankah menghilang atau musnah? jawabannya ada pada diri kita masing-masing. 

menjalin hubungan dengan orang yang sudah tidak dekat mungkin akan sedikit canggung. namun rasa canggung itu sendiri akan muncul jika kita benar-benar berada dalam dunia yang berbeda. memang proses sinkronisasi itu tidak mudah, butuh waktu dan kesabaran. tapi buah yang dihasilkan tentunya akan sangat memuaskan.


ini masih hari ke-5 di bulan januari dan saya masih bisa menuliskan kata-kata yang menurut saya sendiri entah apalah. mungkin juga tidak ada yang akan membacanya tapi sayalah yang akan jadi pembaca nomer satu dari karya-karya saya. 

tentunya tulisan-tulisan yang saya buat di blog ini bisa menjadi bahan pelajaran saya sendiri di masa mendatang/

Sunday, 3 January 2021

Surat Terbuka untuk 2021

hai 2021, bagaimana kabarmu? baru 3 hari kamu tiba dan semoga semuanya baik-baik saja. aku sudah melalui 366 hari bersama 2020, jatuh bangun susah senang semua kita lalu hingga kamu datang 3 hari lalu. semoga kamu senantiasa se-setia 2020 yang mau berusaha dan bergerak mengikuti mauku.

tahun ini mari kita permudah semuanya, lakukan apa yang ada di depan mata. pikirkan yang harus dipirkan, tapi secukupnya saja. bahagia mulai dari hal-hal kecil seperti DM yang dibalas hwang in yeop oppa atau bersyukur masih bisa dernapas dan bangun di pagi hari dengan melihat senyuman seon ho oppa. 2021 harus lebih bahagia dari 2020, bukan berarti 2020 tidak bahagia. bahagia ada di tangan diri sendiri, bukan ada pada orang lain.

jika memang nanti di tengah jalan kita kerap bertemu orang yang mungkin sedikit di luar dari harapan atau bahkan memiliki tujuan yang berdera, tak apa. kita semua memiliki jalur kehidupannya masing-masing. mari kita belajar untuk menghargai orang lain agar kerap orang lain juga menghargai kita. 

terus belajar apapun yang terjadi, jangan menyerah dan terus semangat.

mari kita terus bergerak maju bersama-sama sesulit apapun drama kehidupan yang menerjang nantinya. semoga jiwa raga dan hati selalu damai dan mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya.

tahun ini aku takkan banyak menuntutmu untuk membantuku mencapai target-target yang kubuat di awal tahun. mari kita lalui hari-hari dengan lebih banyak bersyukur daripada insecure. sungguh aku takkan banyak menuntut tahun ini, aku hanya ingin semua berjalan dengan lancar. semoga kelak kehidupanku di dunia & di akhirat mudah-mudah saja. 

sebagai permulaan, mari kita berjabat tangang dan saling menguatkan. mari kita lewati 362 hari lagi bersama-sama dan bahagia.


Jakarta, 3 Januari 2021
dariku yang ingin lebih bahagia dari tahun sebelumnya.

Should I or Shouldn't I?

I commit for using bilingual language but so far I just typed it in Indonesia language. Here I am with the English language.

Today, I came back again with my internet connection after 2 days off without it. When I was online again, I read some article in one of my group chat. It began with the topic of the ministry of health. It said that some people talking about the educational background of the ministry, why is he not a doctor. But then the article said that no matter what your background is, it is ok if your work is not related to your background.

I can face it with reality nowadays. There are so many people who work without their educational background. Ain't it good if you can work out of your box? It means you can do something or anything out of the box. But still, whether good or bad something depends on your perspective. 

The opposite teams will say that if you work without your educational background, you seem like a failed one. They said that you just wasting your time to learn something that you will not use in the future and in your life.

But I do not means make a debating forum here, I just want to type anything in my head. In the real file, especially in my scope, people still have the mindset to work that related to the educational background. It also occurs because of the title, certificate, and label after graduation. For me instead, it can pay me and help me to earn the money, I will do my best to do it whether it is related to my background or not.

 


Writing Again

like what I typed on the title, i am writing again even though I do not know what will i write or type here. it is just like i really write ...